Jumat, 09 Desember 2011

Adik Iparku yang masih perawan

kisah ini terjadi ketika istriku yang tercinta Narty . sedang mengandung anakku yang pertama kira-kira satu setengah tahun yang lalu.saat menjelang bulan yang kedelapan,perut Narty sudah sangat besar.dan tidak memungkinkan lagi bagi Narty untuk mengurus semua urusan keluarga seperti mencuci piring,gelas,dan lain-lain.ia harus lebih banyak istirahat.

Praktis deh sejak saat itu semua pekerjaan rumah tangga semua menjadi tangung jawabku.mulai dari mencuci sampai memasak.Narty sebenarnya nggak tega melihat aku bekerja habis-habisan di dapur.namun apa boleh buat dia sendiri harus mematuhi anjuran dokter untuk beristirahat total.dari rutinitasnya sebagai ibu rumah tangga.

Akhirnya karena terlalu banyak menghabiskan waktu dirumah untuk menjaga Narty dan jabang bayinya .pekerjaanku di kantor pun terganggu banyak file-file keuangan yang belum sempat kuselesaikan dan akupun jadi sering mbolos ngantor.bosku tentu saja marah.ia bahkan mengancam akan menskorsingku.wah celaka…….! Maka mau tak mau aku harus sering ke kantor untuk menyelesaikan semua pekerjaanku sementara Narty akan menghubungi adik bungsunya Pita yang baru lulusan SMA.untuk menemaninya.aku memang nggak pernah bertemu Pita sebelumnya. lantaran ia sekolah di kota madiun dan tinggal bersama neneknya dikota tersebut.dan akhirnya kuijinkan aja Pita menemani Narty.

Semula nenek Pita keberatan kalau Pita harus tinggal bersama kami namun karena desakan Narty yang cucu kesayangan ini.nenek pun berkenan membiarkan Pita tinggal bersama kami di Bandung.bahkan Pita berniat untuk melanjutkan pendidikanya di kota ini sambil bekerja dan mencari pengalaman hidup.katanya saat itu kamipun berniat membiayai pendidikan Pita.karena bagaimanapun pendidikan adalah yang utama.

Sekarang mari kita bicarakan tentang body Pita. body Pita sangat menawan.payudaranya lumayan montok juga sanggup memancing hawa nafsu kaum adam sepertiku.bibirnya sangat sexy ingin sekali aku mengulumnya.rambutnya panjang terurai lurus.wajahnya keindo-chinese-san.pantatnya juga semok.pokoknya sexy abiss bo..!

Aku berharap kelak bisa mengentotnya.sekalipun itu tidak mung kin terjadi karena Pita adalah adik bungsu Narty yang notabene istriku sendiri.dengan kata lain ia adalah adik iparku sendiri.ah betapa gobloknya aku dulu andai dulu yang kunikahi Pita bukan Narty.batinku kala itu.

Suatu hari sifat keisengankupun kumat lagi.saat Pita mandi aku mengintipnya.saat itu Narty sedang tak ada dirumah lantaran harus ke dokter kandungan.dengan sedikit tehnik yang kupelajari di kala “SLTP” dulu.aku berhasil menggintip Pita. ternyata tubuh Pita memang sangat sensual kedua payudaranya bukan Cuma besar ,tapi sangat indah dan kenyal.ingin saat itu aku meremasnya dan mengulum kedua putingng nya yang hitam kecoklatan itu.namun aku nggak ingin terburu-buru.melihat tubuh adik ipar kan nggak bisa setiap hari jadi harus kunikmati waktu emas ini sebaik-baiknya.

Matakupun mulai menyisir tubuh Pita secara perlahan-lahan leher jejangnya,dadanya,serta memek perawannya yang diselimuti bulu-bulu halus, saat ia menyabuni tubuhnya ,juga saat ia keramas semua terlihat dengan sangat detail.benar-benar pemandangan yang eksotis.tak akan tertukar dengan pemandangan gunung willis sekalipun pokoke oke.dan tanpa sadar “adik kecil”kupun terbangun.

Namun aku harus menelan ludah. jam dinding sudah menunjuk angka 08.00 aku harus bersiap-siap ke kantor.dan dikantorpun aku tak berkonsentrasi bayang-bayang tubuh Pita mengisi terus seluruh otakku.ingin rasanya aku pulang dan mengentot sorang wanita ABG.

Dan begitu aku pulang. Aku jadi pusing tujuh keliling batang kemaluanku sudah “READY FOR ACTION” namun aku tak bisa meminta “jatah” ke Narty lantaran ia hamil tua maka akupun memutuskan untuk menggumbar hawa nafsuku dengan melihat VCD porno alias BF aku harus melihat vcd ginian waktu tengah malam. lantaran pada tengah malam begini biasanya Narty dan Pita pasti sudah tidur terlelap.Narty paling nggak suka kalau aku liat vcd beginian.dan kalau ketahuan Pita yang masih ABG itu bisa hilang wajahku.

Saat aku tengah asyik-asyiknya melihat tiba-tiba ada seseorang menepuk pundakku “Pit…..Pita ka……mu be…belum tidur”ujarku gelagapan saat mengetahui bahwa yang menepuk pundakku adalah Pita. sembari menyetop jalannya BF dengan remote televisi yang terletak dismping sofa tempatku duduk. ‘’belum,mas malam ini panas banget,ya jadi gerah nih” “oh…”jawabku datar. “mas,mas suka ngeliat yang beginian ya?” “ah,nggak juga Cuma iseng doang kok,eh Pita jangan bilangin hal ini ke mbak Narty ya soalnya dia nggak suka kalo mas liat ginian” “boleh aja mas pake rahasia-rahasiaan tapi……” “tapi apa?” “mas harus kasih liat tuh vcd ke Pita” gila kali nih anak, baru lulus SMA sudah berani liat beginian .tapi ya sudah lah toh aku sudah ketangkep basah jadi mau nggak mau kustel lagi deh BF tersebut.dan kami pun melihat BF itu berduaan di sofa kayak Romi dan yuli.

Akhirnya tibalah adegan dimana pemain pria dikulum batang kemaluaannya oleh si pemain wanita.(oral sex). “mas kenapa sih kok tuh cowok seneng banget waktu “anunya” dikulum sama sicewek itu”Tanya Pita kujawab saja dengan jujur”ehh….tuh cowok kerangsang kali. aku bilangin ya pit cowok itu kalo dikulum anunya bakal kerangsang.” “emang kalo “anunya” mas digituin mas ya kerangsang?’’ “jelas dong”kataku saat itu. gila nih anak pertanyaannya kok menjurus amat ke hal-hal khusus dewasa. “mas,mas mau nggak kalo digituin sama Pita.” “gendheng kamu pit,aku ini kan kakak iparmu bagaimana kalau mbak Narty tau” “lho,mbak Narty kan sudah tidur mas,nggak bakalan tahu deh” belum sempat aku berkata apa-apa Pita sudah membuka celana ku dan langsung mungulum kemaluanku.aku gelagapan.

suara mulut Pita yang tertahan burungku itu akhirnya membuat aku kerangsang juga.akhirnyapelan-pelan aku mulai mengikuti permainnan lidah Pita kugoyangkan pantatku searah dan perlahan.kubelai-belai rambut Pita yang terurai panjang.sementara itu Pita mengulum kemaluanku bagai seorang bayi mengulum lollipop mulutnya mengulum mengitari kemaluanku kadang ia menngigit lembut kepala kemaluanku dan saat itulah aku memmekik ringan.hingga akhirnya: air surgawiku tertumpah semua ke mulut Pita .Pita berusaha menelan semuanya dan setelah itu dengan jilatan-jilatan kecilnya ia menbersihkan kemaluanku hinngga bersih dan klinclong.

“hah….hah mas aku kan sudah ngulumin punyanya mas,sekarang giliran emas dong yang ngulumin punya Pita” “oke deh pit buka dong dasternya biar mas kulumin memek kamu “ dengan cepatnya Pita membuka baju dasternya bahkan juga bra dan cdnya .dan setelah itu kulihat lagi tubuh Pita polos tanpa sehelai benangpun sama persis dengan yang kulihat dikamar mandi tempo hari(saat aku mengintipnya remember).maka dengan segera tanganku mengengam kedua buah gumpalan dagingnya dan mulai meremasnya dengan kasar sembari kadang-kadang memainkan putingnya yang sudah mengeras akibat rangsangan ransangan yang didapatnya ketika menggulumku tadi.

“akh……oooooooh……mas jangan mas kulumin memekku dulu dong pleeeeaaze” ‘ini dulu baru itu Pit”kataku menirukan bunyi iklan di tv sembari menciumi kedua daging kembar itu bergantian.

Setelaah puas menciumi kedua susu Pita barulah aku mulai menciumi memeknya pertama kujilati bulu-bulu halusnya rintihan pita terdengar. tampaknya titik lemah Pita ada di memeknya.itu dapat dibuktikan .begitu ia mengerakan pantatnya dengan antusias membiarkan lidahku menari bergerak bebas didalam memeknya yang sempit dan begitu kutemukan chrytorysnya(yg sebesar kacang kedelai) lansung saja kukulum tanpa ammpun “akh………oooooooooo…………….akkkhh………………… akh………oooooooooo…………….akkkhh………………… akh………oooooooooo…………….akkkhh…………………maaaaas maaaasukin aja burung mas ke dalam memek aku akh…………….” “tapi ,Pita kamu kan masih perawan” “askh….nggak peduli pokoke puasin aku mas”kata Pita sembari menancapkan burungku ke vaginanya.

“aaaaaaaaaaaaaaaaaa…………..oooooooooo………….” masuklah semua burungku seiring dengan erangan Pita (menahan sakitnya hujaman anuku).setelah itu mulailah kugenjot tubuh Pita semakin lama semakin cepat.Pita terus memekik keras namun aku sudah gelap mata.maka semakin keras erangan Pita semakin keras pula goyanganku.

Aku terus mengoyang Pita hingga akhirnya Pita mencapai klimaks. Cairan orgasmenya keluar bersama darah keperawanannya.tubuh kami berdua bagai bermandi keringat.kubiarkan pita istirahat sekitar 15 menit.saat itu kulihat Pita menyeka air matanya mungkin ia menangis karena menahan sakitnya hujaman “burungku”.kejadian ini mengingatkanku saat kuperawani Narty .kala itu Narty juga mengeluarkan air mata..dasar adik kakak sama saja. Lalu kubiarkan sekali lagi Pita mengulum anuku hingga keluar cairan surgawi untuk kedua kalinya kali ini fekwendsinya lebih banyak karena kulihat Pita tak mampu menelannya..air surgawiku tampak belepotan diwajahnya.kubantu Pita untuk membersihkan spermaku di wajahnya dengan kertas tissue.setelah itu kami akhiri perbuatan nista kami ini dengan cumbuan mesra.

“Pita,kita baru saja melakukan sebuah perbuatan yang dilarang oleh agama,sadarkah kamu,Pita” “ah,nggak papa mas.apa urusannya agama sama kita.toh kita Cuma melakukan hubungan sex tidak lebih”masyaallah …! Dia Cuma berkata seperti itu setelah berselingkuh dengan aku,kakak iparnya sendiri ck…ck…..ck… “tapi aku kan sudah memerawanimu itu sama artinya dengan merusak masa depanmu dan aku juga telah menghianati cinta mbakyumu Narty” “ah mas ini gimana toh asal kita nggak buka mulut siapa sih yang tahu kalau aku sudah nggak segelan lagi” “tapi…’’ “dan lagipula mas kan nggak maksa aku nglakuin ginian,orang aku yang mau kok,mas asal mas tau aja ya aku tuh sudah lama menunggu saat dimana “segelku” dibuka sama mas,makanya tadi waktu mas ngintip aku biarin aja.” “jadi kamu tau kalo tadi pagi aku……” “ya,jelas tau dong mas ,mas dimataku mas itu seorang yang gagah dan baik jadi aku nggak akan nyesel ngasih keperawananku ke mas” “tapi gimana kalau sampai mbak Narty tahu he…” “kita rahasiain hal ini dari semua orang mas gimana mas setuju nggak?” “baiklah aku rasa inijalan yang baik untuk kita berdua Pita aku mohon anggap saja malam ini tak pernah terjadi” dan mulai saat itu kami merahasiakan hal ini pada siapapun.Pita tinggal dikost-kostsan dengan alas an agar lebih dekat ke fakultas dimana ia menimba ilmu.(padahal ia tinggal di kost-kostsan untuk menghindari kecurigaan Narty}ia hidup tanpa beban seolah-olah apayang telah kulakukan tak pernah terjadi namun kin giliran aku yang repot karena aku tak bisa melupakan nikmatnya oral sex Pita

Novi Adikku

Aku masih ingat pada waktu itu tanggal 2 Maret 1998, aku mengantarkan adik iparku mengikuti test di sebuah perusahaan di Surabaya. Pada saat adik iparku sebut saja Novi memasuki ruangan test di perusahaan tersebut, aku dengan setia menunggu di ruang lobi perusahaan tersebut. Satu setengah jam sudah aku menunggu selesainya Novi mengerjakan test tersebut hingga jam menunjukkan pukul 11 siang, Novi mulai keluar dari ruangan dan menuju lobi. Aku tanya apakah Novi bisa menjawab semua pertanyaan, dia menjawab, “Bisa mas…”

“Kalau begitu mari kita pulang” pintaku. “E… sebelum pulang kita makan dulu, kamu kan lapar Novi.” Kemudian Novi menggangguk. Setelah beberapa saat Novi merasa badannya agak lemas, dia bilang, “Mas mungkin aku masuk angin nich, habis aku kecapekan belajar sih tadi malam.” Aku bingung harus berbuat apa, lantas aku tanya biasanya diapakan atau minum obat apa, lantas dia bilang, “Biasanya dikerokin mas…” “Wah… gimana yach…” kataku. “Oke kalau begitu sekarang kita cari losmen yach untuk ngerokin kamu…” Novi hanya mengangguk saja.

Lantas aku dan Novi mencari losmen sambil membeli minyak kayu putih untuk kerokan. Kebetulan ada losmen sederhana, itulah yang kupilih. Setelah pesan kamar, aku dan Novi masuk ke kamar 11 di ruang atas. “Terus gimana cara mas untuk ngerokin kamu Nov,” tanyaku. Tanpa malu-malu dia lantas tiduran di kasur, sebab si Novi sudah menganggapku seperti kakak kandungnya. Aku pun segera menghampirinya. “Sini dong mas kerokin…” Dan astaga si Novi buka bajunya, yang kelihatan BH-nya saja, jelas kelihatan putih dan payudaranya padat berisi. Lantas si Novi tengkurap dan aku mulai untuk menggosokkan minyak kayu puih ke punggungnya dan mulai mengeroki punggungnya.

Hanya beberapa kerokan saja… Novi bilang, “Entar mas… BH-ku aku lepas sekalian yach… entar mengganggu mas ngerokin aku.” Dan aku terbelalak… betapa besar payudaranya dan putingnya masih memerah, sebab dia kan masih perawan. Tanpa malu-malu aku lanjutkan untuk mengeroki punggungnya. Setelah selesai semua aku bilang, “Sudah Nov… sudah selesai.” Tanpa kusadari Novi membalikkan badannya dengan telentang. “Sekarang bagian dadaku mas tolong dikerik sekalian.” Aku senang bukan main. Jelas buah dadanya yang ranum padat itu tersentuh tanganku. Aku berkali-kali berkata, “Maaf dik yach… aku nggak sengaja kok…” “Nggak apa-apa mas… teruskan saja.”

Hampir selesai kerokan dadanya, aku sudah kehilangan akal sehatku. Aku pegang payudaranya, aku elus-elus. Si Novi hanya diam dan memejamkan matanya… lantas aku ciumi buah dadanya dan kumainkan pentilnya. Novi mendesis, “Mas… mas… ahhahahahh…” Terus aku kulum putingnya, tanganku pun nggak mau ketinggalan bergerilnya di vaginanya. Pertama dia mengibaskan tanganku dia bilang, “Jangan mas… jangan mas…” Tapi aku nggak peduli… terus saja aku masukkan tanganku ke CD-nya, ternyata vaginanya sudah basah sekali. Lantas tanpa diperintah oleh Novi aku buka rok dan CD-nya, dia hanya memejamkan matanya dan berkata pelan, “Yach mas…” Kini Novi sudah telanjang bulat tak pakai apa-apa lagi, wah… putih mulus, bulunya masih jarang maklum dia baru umur 20 tahun tamat SMA. Lantas aku mulai menciumi vaginanya yang basah dan menjilati vaginanya sampai aku mainkan kelentitnya, dia mengerang keenakan, “Mas… ahh… uaa… uaa… mas…”

Dan mendesis-desis kegirangan, tangan Novi sudah gatal ingin pegang penisku saja. Lantas aku berdiri, kubuka baju dan celanaku kemudian langsung saja Novi memegang penisku dan mengocok penisku. Aku suruh dia untuk mengulum, dia nggak mau, “Nggak mas jijik… tuh, nggak ah… Novi nggak mau.” Lantas kupegang dan kuarahkan penisku ke mulutnya. “Jilatin saja coba…” pintaku. Lantas Novi menjilati penisku, lama-kelamaan dia mau untuk mengulum penisku, tapi pas pertama dia kulum penisku, dia mau muntah “Huk.. huk… aku mau muntah mas, habis penisnya besar dan panjang… nggak muat tuh mulutku.” katanya. “Isep lagi saja Nov…” Lantas dia mulai mengulum lagi dan aku menggerayangi vaginanya yang basah. Lantas aku rentangkan badan Novi.

Rasanya penisku sudah nggak tahan ingin merenggut keperawanan Novi. “Novi… mas masukkan yah.. penis mas ke vaginamu,” kataku. Novi bilang, “Jangan mas… aku kan masih perawan.” katanya. Aku turuti saja kemauannya, aku tidurin dia dan kugesek-gesekkan penisku ke vaginanya. Dia merasakan ada benda tumpul menempel di vaginanya, “Mas… mas… jangan…” Aku nggak peduli, terus kugesekkan penisku ke vaginanya, lama-kelamaan aku mencoba untuk memasukkan penisku ke vaginanya. Slep… Novi menjerit, “Ahk… mas… jangan…”

Aku tetap saja meneruskan makin kusodok dan slep… bles… Novi menggeliat-geliat dan meringis menahan sakitnya, “Mas… mas… sakit tuh… mas… jangan…” Lalu Novi menangis, “Mas… jangan dong…” Aku sudah nggak memperdulikan lagi, sudah terlanjur masuk penisku itu.

Lantas aku mulai menggerakkan penisku maju mundur. “Ah… mas… ah.. mas…” Rupanya Novi sudah merasakan enak dan meringis-ringis kesenangan. “Mas…” Aku terus dengan cepatnya menggenjot penisku maju mundur. “Mas.. mas…” Dan aku merasakan vagina Novi mengeluarkan cairan. Rupanya dia sudah klimaks, tapi aku belum. Aku mempercepat genjotanku. “Terus mas… terus mas… lebih cepat lagi…” pinta Novi. Tak lama aku merasakan penisku hampir mengeluarkan mani, aku cabut penisku (takut hamil sih) dan aku suruh untuk Novi mengisapnya. Novi mengulum lagi dan terus mengulum ke atas ke bawah. “Hem… hem… enak… mas…” Aku bilang, “Terus Nov… aku mau keluar nich…” Novi mempercepat kulumnya dan… cret… cret… maniku muncrat ke mulut Novi. Novi segera mencabut penisku dari mulutnya dan maniku menyemprot ke pipi dan rambutnya. “Ah… ah… Novi… maafkan mas… yach… aku khilaf Nov… maaf… yach!” “Nggak apa-apa mas… semuanya sudah terlanjur kok mas…” Lantas Novi bersandar di pangkuanku. Kuciumi lagi Novi dengan penuh kesayangan hingga akhirnya aku dan Novi pulang dan setelah itu aku pun masih menanam cinta diam-diam dengan Novi kalau istriku pas tidak ada di rumah.

Novi… Novi… Novi sayangku, terima kasih.

Kurenggut Siswi Primadona Itu

Hari telah senja awan mendung pun mulai menyelimuti kota metropolitan ini membuat suasana semakin gelap, di saat itu di sebuah SMU Negeri terkenal di kota itu nampak gadis-gadis membubarkan diri dari sebuah ruang aula olahraga. Mereka mengakhiri latihan rutin paduan suaranya.

Tawa dan canda khas gadis-gadis SMU mengiringi mereka bubar, satu demi satu mereka keluar dari halaman sekolah yang telah gelap itu. Sementara itu suara gunturpun terdengar pertanda hujan akan segera turun. Ada yang dijemput oleh orangtuanya, adapula yang membawa mobil pribadi, dan ada juga yang menggunakan angkutan umum.

Aku sangatlah hafal dengan aktifitas anak-anak SMU ini, karena memang sudah hampir sebulan ini aku bekerja sebagai tukang cat disekolah ini. Usiaku memang sudah tidak muda lagi, saat ini aku berusia 48 tahun. Aku adalah seorang duda, istriku sudah lama minggat meninggalkanku setelah mengetahui aku tengah melakukan hubungan intim dengan keponakannya. Reputasiku sebenarnya lebih banyak didunia hitam, dulu aku dikenal sebagai seorang germo yang aku sambi dengan berdagang ganja. Namun beberapa bulan yang lalu semua para wanita yang aku jajakan terkena razia dan kemudian bisnis ganjaku hancur setelah kurir yang biasa membawa ganja ditembak mati oleh aparat.

Di sekolah ini aku tidaklah sendirian aku masuk bekerja dengan sahabatku yang bernama Charles yang seorang residivis kambuhan. Usianya tidak begitu jauh denganku yaitu 46 th, perawakannya tinggi besar rambutnya panjang dan kumal. Kami berdua sengaja hidup berpindah-pindah tempat. Kami bukanlah pekerja tetap di sekolah ini, kami hanya mendapat order untuk mengerjakan pengecatan kusen-kusen pintu-pintu kelas di sekolah ini.

Kami tidak dibayar mahal namun kami memiliki kebebasan untuk tinggal dilingkungan sekolah ini. Maklumlah kami adalah perantau yang hidup nomaden. Di antara gadis-gadis tadi, ada salah seorang yang paling menonjol. Aku sangatlah hafal dengannya. Karena memang dia cantik, lincah dan aktif dalam kegiatan sekolah, sehingga akupun sering melihat dia mondar-mandir di sekolahan ini.

Adinda Wulandari namanya. Postur tubuhnya mungil, wajahnya cantik dan imut-imut, kulitnya putih bersih serta wangi selalu, rambutnya ikal panjang sebahu dan selalu diikat model ekor kuda. Penampilannyapun modis sekali, seragam sekolah yang dikenakannya selalu berukuran ketat, rok seragam abu-abunya berpotongan sejengkal di atas lutut sehingga pahanya yang putih mulus itu terlihat, ukuran roknyapun ketat sekali membuat pantatnya yang sekal itu terlihat menonjol, sampai-sampai garis celana dalamnya pun terlihat jelas melintang menghiasi lekuk pantatnya, tak lupa kaos kaki putih selalu menutupi betisnya yang putih mulus itu.

Tidak bisa kupungkiri lagi aku tengah jatuh cinta kepadanya. Namun perasaan cintaku kepada Adinda lebih didominasi oleh nafsu sex semata. Gairahku memuncak apabila aku memandanginya atau berpapasan dengannya disaat aku tengah bekerja di sekolah ini. Ingin aku segera meyetubuhinya. Banyak sudah pelacur-pelacur kunikmati akan tetapi belum pernah aku menikmati gadis perawan muda yang cantik dan sexy seperti Adinda ini. Aku ingin mendapatkan kepuasan itu bersama dengan Adinda.

Informasi demi informasi kukumpulkan dari orang-orang disekolah itu, dari penjaga sekolah, dari tukang parkir, dari karyawan sekoah. Dari merekalah aku mengetahui nama gadis itu. Dan dari orang-orang itupun aku tahu bahwa Adinda adalah seorang siswi yang duduk di kelas 2, umurnya baru 16 tahun. Beberapa saat yang lalu dia merayakan hari ulang tahunnya yang ke-16 di kantin sekolah ini bersama teman-temannya sekelas. Diapun termasuk siswi yang berprestasi, aktif dalam kegiatan paduan suara dan paskibra di sekolah ini. Dan yang informasi terakhir yang kudapat bahwa dia ternyata adalah salah seorang finalis foto model yang diselenggarakan oleh sebuah majalah khusus untuk remaja putri terkenal di Negeri ini dan bulan depan dia akan mengikuti seleksi tahap akhir.

Kini disaat sekolah telah sepi salah satu dari gadis-gadis anggota paduan suara tadi itu tengah merintih-rintih dihadapanku. Dia adalah gadis yang terakhir kalinya masih tersisa di dalam sekolah ini, yang sedang asyik bercanda ria dengan temannya melalui HP-nya, semetara yang lainnya telah meninggalkan halaman sekolah. Beberapa menit yang lalu melalui sebuah pergulatan yang tidak seimbang aku telah berhasil meringkusnya dengan mudah, kedua tangannya kuikat dengan kencang kebelakang tubuhnya, dan mulutnya kusumpal dengan kain gombal. Setelah itu kuseret tubuhnya ke bangsal olahraga yang berada di bagian belakang bangunan sekolah ini.

Tidak salah salah lagi gadis itu adalah Adinda, gadis cantik sang primadona sekolah ini yang telah lama kuincar. Aku sangat hafal dengan kebiasaannya yaitu menunggu jemputan supir orang tuanya di kala selesai latihan sore dan sang supir selalu terlambat datang setengah jam dari jam bubaran latihan. Sehingga dia paling akhir meninggalkan halaman sekolah. Kini dia meringkuk dihadapanku, dengan tangisannya yang teredam oleh kain gombal yang kusumpal di mulutnya.

Sepertinya dia memohon-mohon sesuatu padaku tetapi apa peduliku, air matanya nampak mengalir deras membasahi wajahnya yang cantik itu. Sesekali nampak dia meronta-ronta mencoba melepaskan ikatan tali tambang yang mengikat erat di kedua tangannya, namun sia-sia saja, aku telah mengikat erat dengan berbagai simpul.

Posisinya kini bersujud di hadapanku, tangisannya kian lama kian memilukan, aku menyadari sepenuhnya bahwa dia kini tengah berada dalam rasa keputusasaan dan ketakutan yang teramat sangat di dalam dirinya. Kunyalakan sebatang rokok dan kunikmati isapan demi isapan rokok sambil kutatap tajam dan kupandangi tubuh gadis cantik itu, indah nian tubuhnya, kulitnya putih bersih, pantatnya sekal berisi.

Kunikmati rintihan dan tangis gadis cantik yang tengah dilanda ketakutan itu, bagai seseorang yang tengah menikmati alunan musik di dalam ruangan sepi. Suara tangisnya yang teredam itu memecahkan kesunyian bangsal olahraga di sekolah yang tua ini. Sesekali dia meronta-ronta mencoba melepaskan tali ikatan yang mengikat kedua tangannya itu.

Lama kelamaan kulihat badannya mulai melemah, isak tangisnya tidak lagi sekeras tadi dan sekarang dia sudah tidak lagi meronta-ronta mungkin tenaganya telah habis setelah sekian lamanya menagis meraung-raung dengan mulutnya yang telah tersumbat. Sepertinya di dalam hatinya dia menyesali, kenapa Heru supirnya selalu terlambat menjemputnya, kenapa tadi tidak menumpang Desy sahabat karibnya yang tadi mengajaknya pulang bareng, kenapa tadi tidak langsung keluar dari lingkungan sekolah di saat latihan usai, kenapa malah asyik melalui HP bercanda ria dengan Fifi sahabatnya. Yah, semua terlambat untuk disesali pikirnya, dan saat ini sesuatu yang mengerikan akan terjadi pada dirinya.

“Beres Yon.., pintu pagar depan sudah gue tutup dan gembok”, terdengar suara dari seseorang yang tengah memasuki bangsal.

Ternyata Charles dengan langkah agak gontai dia menutup pintu bangsal yang mulai gelap ini.

“OK.. Sip, gue udah beresin nih anak, tinggal kita pake aja..”, ujarku kepada Charles sambil tersenyum.

Kebetulan malam ini Pak Parijan sang penjaga sekolah beserta keluarganya yang tinggal di dalam lingkungan sekolah ini yaitu sedang pulang kampung, baru besok lusa mereka kembali ke sekolah ini. Mereka langsung mempercayakan kepada kami untuk menjaga sekolah ini selama mereka pergi.

Maka tinggallah kami berdua bersama dengan Adinda yang masih berada di dalam sekolah ini. Pintu gerbang sekolah telah kami rantai dan kami gembok sehingga orang-orang menyangka pastilah sudah tidak ada aktifitas atau orang lagi di dalam gedung ini. Pak Heru sang supir yang menjemput Adinda pastilah berpikiran bahwa Adinda telah pulang, setelah melihat keadaan sekolah itu.

Kupandang lagi tubuh Adinda yang lunglai itu, badannya bergetar karena rasa takutannya yang teramat sangat di dalam dirinya. Hujanpun mulai turun, ruangan di dalam bangsal semakin gelap gulita angin dinginpun bertiup masuk ke dalam bangsal itu, Charles menyalakan satu buah lampu TL yang persis diatas kami, sehingga cukup menerangi bagian disekitar kami saja. Kuhisap dalam-dalam rokokku dan setelah itu kumatikan. Mulailah kubuka bajuku satu per satu, hingga akhirnya aku telanjang bulat. Batang kemaluanku telah lama berereksi semenjak meringkus Adinda di teras sekolah tadi.

“Gue dulu ya..”, ujarku ke Charles.

“Ok boss..”, balas Charles sambil kemudian berjalan meninggalkan aku keluar bangsal.

Kudekati tubuh Adinda yang tergolek dilantai, kuraba-raba punggung gadis itu, kurasakan detak jantungnya yang berdebar keras, kemudian tanganku turun hingga bagian pantatnya yang sekal itu, kuusap-usap pantatnya dengan lembut, kurasakan kenyal dan empuknya pantat itu sambil sesekali kutepok-tepok. Badan Adinda kembali kurasakan bergetar, tangisnya kembali terdengar, sepertinya dia kembali memohon sesuatu, akan tetapi karena mulutnya masih tersumbat suaranyapun tidak jelas dan aku tidak memperdulikannya.

Dari daerah pantat tanganku turun ke bawah ke daerah lututnya dan kemudian menyelinap masuk ke dalam roknya serta naik ke atas ke bagian pahanya. Kurasakan lembut dan mulus sekali paha Adinda ini, kuusap-usap terus menuju keatas hingga kebagian pangkal pahanya yang masih ditutupi oleh celana dalam.

Karena sudah tidak tahan lagi, kemudian aku posisikan tubuh Adinda kembali bersujud, dengan kepala menempel dilantai, dengan kedua tangannya masih terikat kebelakang. Aku singkapkan rok seragam abu-abu SMU-nya sampai sepinggang.

“Waw indah nian.. Gadis ini” gunamku sambil melototi paha dan pantat sekal gadis ini.

Kemudian aku lucuti celana dalamnya yang berwarna putih itu, terlihatlah dua gundukan pantat sekal gadis ini yang putih bersih. Sementara Adinda terus menangis kini aku memposisikan diriku berlutut menghadap ke pantat gadis itu, kurentangkan kedua kakinya melebar sedikit. Dengan jari tengahku, aku coba meraba-raba selangkangan gadis ini. Disaat jari tengahku menempel pada bagian tubuhnya yang paling pribadi itu, tiba-tiba tubuh gadis ini mengejang. Mungkin saat ini pertama kali kemaluannya disentuh oleh tangan seorang lelaki.

Di saat kudapatkan bibir kemaluannya kemudian dengan jariku itu, aku korek-korek lobang kemaluannya. Dengan maksud agar keluar sedikit cairan kewanitaannya dari lobang kemaluannya itu. Tubuhnya seketika itu menggeliat-geliat disaat kukorek-korek lobang kemaluannya, suara desahan-desahanpun terdengar dari mulut Adinda, tidak lama kemudian kemaluannya mulai basah oleh cairan lendir yang dikeluarkan dari lobang vaginanya.

Setelah itu dengan segera kucabut jari tengahku dan kubimbing batang kemaluanku denga tangan kiriku kearah bibir vagina Adinda. Pertama yang aku pakai adalah gaya anjing, ini adalah gaya favoritku. Dan..

“Hmmpphh..”, terdengar rintihan dari mulut Adinda disaat kulesakkan batang kemaluanku kebibir vaginanya.

Dengan sekuat tenaga aku mulai mendorong-dorong batang kemaluanku masuk kelobang kemaluannya. Rasanya sangat seret sekali, karena sempitnya lobang kemaluan gadis perawan ini. Aku berusaha terus melesakkan batang kemaluanku kelobang kemaluannya dengan dibantu oleh kedua tanganku yang mencengkram erat pinggulnya.

Kulihat badan Adinda mengejang, kepala mendongak keatas dan sesekali menggeliat-geliat. Aku tahu saat ini dia tengah merasakan sakit dan pedih yang tiada taranya. Keringat terus mengucur deras membasahi baju seragam sekolahnya, namun harum wangi parfumnya masih terus tercium, membuat segarnya aroma Adinda saat itu, rintihan-rintihan terdengar dari mulutnya yang masih tersumpal itu.

Dan akhirnya setelah sekian lamanya aku terus melesakkan batang kemaluanku, kini bobol sudah lobang kemaluan Adinda. Aku telah berhasil menanamkan seluruh batang kemaluanku ke dalam lobang vaginanya. Kurasakan kehangatan di sekujur batang kemaluanku, dinding vagina Adinda terasa berdenyut-denyut seperti mengurut-urut batang kemaluanku.

Sejenak kudiamkan batang kemaluanku tertanam di dalam lobang vaginanya, kunikmati denyutan-demi denyutan dinding vagina Adinda yang mencengkram erat batang kemaluanku. Selanjutnya kurasakan seperti ada cairan mengucur mengalir membasahi batang kemaluanku dan kemudian meluber keluar menetes-netes. Ah.. Ternyata itu darah, berarti aku telah merenggut keperawanan dari gadis cantik ini.

Sementara itu kepala Adinda kembali tertunduk di lantai, desah nafasnya terdengar keras, badannya melemas. Setelah itu, aku mulai memompakan kemaluanku di dalam lobang vaginanya. Kedua tanganku yang mencengkram erat pinggulnya juga membantu memajumundurkan tubuhnya. Badan Adinda kembali tegang, rintihan kembali terdengar. Semakin lama aku semakin mempercepat gerakanku, hingga tubuh Adinda tersodok-sodok dengan cepat sesekali, badannya juga menggeliat-geliat.

Raut mukanya meringis-ringis akibat rasa sakit di selangkangannya. Hujanpun mulai turun dengan deras dan aku ingin menikmati rintihan-rintihan dari gadis ini. Sementara aku terus menyodok-nyodok dari belakang, aku putuskan untuk membuka gombal yang sedari tadi membekap mulutnya.

Dan, “Aakk.. Akkhh.. Oohh.. Ooh.. Iihh.. Oohh..”, suara erangan Adinda kini terdengar, kunikmati suara-suara itu sebagai penghantar diriku yang tengah menyetubuhi gadis ini.

Suaranya menggema di seluruh bangsal olahraga ini, namun masih tertelan oleh suara derasnya hujan diluar. Adinda semakin terlihat kepayahan, tubuhnya melemah namun aku masih terus menggenjotnya, gerakanku semakin cepat.

Bosan dengan posisi itu aku cabut kemaluanku dari lobang vaginanya dan kulihat darah berceceran membasahi selangkangannya dan kemaluanku. Sejenak Adinda mendesahkan nafas lega, kubalik tubuhnya, dan kini posisi dia telentang. Setelah itu kurentangkan kedua kakinya dan kulipat hingga kedua pahanya menyentuh dadanya. Kulihat jelas kemaluan gadis ini, indah sekali. Bulu-bulunya yang masih jarang-jarang itu tumbuh menghias di sekitar bibir kemaluannya.

“Ohh.. Jangann Bang.. Ampun.. Bang.. Oohh.. Sakitt sekali.. Bang”, terdengar Adinda merintih pelan memohon belas kasihan kepadaku.

Dengan menyeringai aku tindih tubuh Adinda itu. Kembali aku benamkan batang kemaluanku di dalam lobang vaginanya.

“Aakkhh..”, Adinda terpekik matanya terpejam, roman mukanya kembali meringis kesakitan dikala aku menanamkan batang kemaluanku ke dalam lobang kemaluannya.

Setelah itu aku kembali memompakan tubuhku, menggenjot tubuh Adinda. Batang kemaluanku dengan gaharnya mengaduk aduk, menyodok-nyodok lobang kemaluannya. Tubuh Adinda kembali tersodok-sodok. Sesekali kuputar-putar pinggulku, yang membuat tubuh Adinda kembali kelojotan, dari bibir Adinda terdengar desahan-desahan halus

“Ohh.. Enngghh.. Oohh.. Ohh.. Oohh..”.

Setelah sekian menit lamanya aku menyetubuhinya, aku merasakan diriku akan berejakulasi. Segera kupeluk kepalanya dan kucengkram erat dengan kedua tanganku setelah itu irama gerakanku kupercepat.

“Aakkhh..” akupun mengejan, tubuhku mengeras. Croot.. Croott.. Croott.. Akupun berejakulasi, kusemprotkan spermaku di dalam rahimnya. Banyak sekali sperma yang kukeluarkan menyemprot membasahi liang vaginanya hingga meluber keluar meleleh membasahi pahanya.

Kulihat raut muka Adinda saat itu nampak panik, sinar matanya menunjukkan kekalahan dan kepedihan. Dengan tatapan sayu dia memandangiku disaat aku mengejan menyemprotkan spermaku yang terakhir. Ahh nikmat sekali gadis ini, baru kali ini aku merengut keperawanan seorang gadis kota yang cantik.

Setelah itu akupun merebahkan tubuhku menindih tubuhnya yang lemah, sambil mengatur nafasku. Tubuhku berguncang-guncang akibat dari isakan-isakan tangisnya serta nafasnya yang tersengal-sengal, sementara itu kemaluanku kubiarkan tertanam di dalam lobang kemaluannya.

Kubelai-belai rambutnya, kukecup-kecup pipi dan bibirnya. Terasa lembut sekali bibirnya, kumainkan lidahku di dalam mulutnya, sejenak aku bercumbu mesra dengan Adinda. Dia hanya terisak-isak dengan nafas yang terus tersengal-sengal. Akhirnya kusudahi permainanku ini, aku bangkit sambil mencabut kemaluanku.

“Ouugghh..”, Adinda merintih panjang saat kutarik kemaluanku keluar dari lobang vaginanya.

Kulihat diselangkangannya telah penuh dengan cairan-cairan kental dan darah penuh membasahi bulu-bulu kemaluannya. Tak kusadari Charles ternyata telah berdiri didekatku, dan rupanya dia telah telanjang bulat menunggu gilirannya, badannya yang kekar dan tinggi itu nampak semakin sangar dengan banyaknya gambar-gambar tattoo yang menghiasi sekujur dada dan lengannya. Dengan rasa toleran sebagai seorang sahabat, akupun menyingkir dari tubuh Adinda yang tergolek lemas dilantai. Aku ambil jarak beberapa meter dari tubuh Adinda kemudian aku kembali merebahkan tubuhku. Dengan tiduran terlentang dilantai aku menggali kembali rasa nikmatku setelah melampiaskan nafsuku ke Adinda tadi.

Sedang asyik-asyiknya aku istirahat, terdengar olehku bunyi sesuatu, “Srett.. Sreett.. Sreett.. Brett..” diikuti oleh isak tangis Adinda yang terdengar kembali.

Setelah kuperhatikan, oh ternyata Charles dengan sebuah pisau cutter ditangannya tengah sibuk merobek-robek baju seragam Adinda. Dengan kasarnya Charles mencabik-cabik baju seragam putih Adinda, termasuk BH putih yang dikenalkannya. Dan akhirnya kini badan Adinda telah telanjang, kedua buah payudaranya yang tidak begitu besar kini terpampang jelas. Termasuk juga rok abu-abu yang melilit di pinggangnya setelah kusingkap tadi dirobek-robeknya, haya sepasang kaos kaki putih setinggi betisnya serta sepatu kets masih dikenakannya.

“Ouuhh.. Ammpuunn.. Bang.. Ampun..”, suara Adinda terdengar lirih memohon-mohon ampun ke Charles yang sepertinya tengah kalap kemasukan setan itu.

Setelah itu dengan gombal yang tadi menyumpal mulut Adinda, Charles membersihkan daerah selangkangan Adinda. Dengan sedikit kasar Charles mengusap-usap selangkangan Adinda sampai-sampai tubuh Adinda menggeliat-geliat. Akupun kembali merebahkan tubuhku, mengatur nafasku serta kunyalakan sebatang rokok sebagai penghantar istirahatku.

Sementara itu hujan diluar mulai reda, namun angin dingin terus berhembus masuk ke dalam bangsal tempat pembantaian Adinda ini. Tiba-tiba semenit kemudian di kala aku sedang rebahan dan asyik-asyiknya menikmati rokokku. Terdengar olehku jerit Adinda yang memilukan

“Aaakkhh..”.

Akupun terbangun, kulihat dari asal suara itu. Ternyata Charles tengah menyodomi Adinda. Posisi Adinda kembali bersujud dengan kepala yang mendongak keatas, bola matanya terbelalak, wajahnya cantiknya terlihat miris sekali, mulutnya menganga membentuk huruf “O” dan Charles berada dibelakangnya tengah asyik menanamkan batang kemaluannya yang besar itu ke dalam lobang anus Adinda.

“Aakkhh..” Charlespun mendesah lepas tatkala dia berhasil menanamkan batang kemaluannya dilobang anus Adinda.

Setelah itu lubang anus Adinda dihujani sodokan-sodokan batang kemaluan Charles, Charles melakukannya dengan gerakan yang cepat dan kasar sampai-sampai tubuh Adinda terdorong-dorong dan tersodok-sodok dengan keras. Tidak ada suara rintihan lagi yang keluar dari mulut Adinda mungkin karena suara tertahan ditenggorokannya karena menahan rasa sakit yang dideritanya, akan tetapi badannya masih kaku menegang, raut mukanya kini meringis-ringis, mulutnya masih saja menganga terbuka.

Rasa sakit dan pedih kembali melanda dirinya yang tengah disodomi oleh Charles. Melihat ini aku kebali terangsang, nafsu birahiku kembali memuncak. Aku bangkit dari rebahanku mendekati mereka berdua. Kemaluanku kembali ereksi melihat keadaan Adinda yang tengah menderita. Kuamati wajahnya dari dekat dan dia masih terlihat cantik, keringatpun mengucur deras membasahi wajah cantiknya.

Aku dengan posisi berlutut berada didepan wajah Adinda, yang masih mendongak kesakitan itu, sementara itu seluruh badannya terus tersodok-sodok karena ulah Charles yang menggenjotnya dari belakang. Kini aku dan Charles berhadap-hadapan sementara Adinda berada ditengah-tengah kami. Charlespun menghentikan sejenak genjotannya untuk memberikan kesempatan padaku memposisikan diri. Kuraih batang kemaluanku yang telah berdiri tegak, dan kujejalkan kemulut Adinda yang masih menganga itu.

Ah, rasa dingin dan basah menyelimuti sekujur batang kemaluanku tatkala masuk di dalam rongga mulut Adinda. Nikmat rasanya, juga kurasakan kelembutan mulut dan bibirnya di sekujur batang kemaluanku. Setelah itu kembali Charles menggenjot tubuh Adinda dari belakang. Kulirik mata Adinda menjadi sayu, nafasnya tersengal-sengal, aku hanya berdiri santai saja, karena tubuh Adinda yang bergerak-gerak maju mundur sebagai akibat sodokan-sodokan Charles yang tengah mulai menyodominya kembali dari belakang. Kubelai-belai rambutnya yang indah, sambil kutatap wajah dan badannya.

“Ahh.. Ahh.. Ah..”, nikmat sekali rasanya mulut gadis ini, sambil memejamkan mata dan menikmati rokok aku terus merasakan kenikmatan di sekujur batang kemaluanku yang tengah dikulum keluar masuk mulut Adinda.

Tidak lama kemudian Charles semakin cepat menggenjot, memompa lobang anus Adinda, badannya semakin banyak mengeluarkan keringat, kulihat dia sepertinya akan berejakulasi. Benar saja, tubuhnya nampak menggelinjang dan dan menegang, dari mulut Charles keluar pekikan kecil yang disusul oleh desahan yang penuh dengan kepuasan. Charlespun berejakulasi dilubang dubur Adinda. Setelah itu badan Charlespun ambruk disamping badan Adinda.

Akan tetapi posisiku masih tetap seperti semula, kemaluanku masih tertanam dimulut Adinda. Kubuang rokokku dan dengan kedua tanganku kuraih kepala Adinda, kini dengan gerakan tanganku kepala Adinda ku maju-mundurkan. Ah.. Nikmat rasanya, kemaluanku seperti dipijit-pijit dengan mulut Adinda, bibir sensualnya melingkari batang kemaluanku, memberi rasa nikmat tersendiri, kurasakan pula lidahnya menggelitik kepala batang kemaluanku, ah nikmatnya penuh sensasi.

Setelah sekian lama menikmati itu, tiba-tiba kembali aku akan berejakulasi, maka kugerakkan kepalanya semakin cepat untuk mengulum batang kemaluanku. Dan, akupun berejakulasi di dalam mulut Adinda, spermaku memancar keluar membasahi mulut hingga tenggorokannya sampai-sampai meleleh keluar dari mulutnya.

Rasa nikamat yang tiada taranya kembali melanda sekujur tubuhku. Kucabut batang kemaluanku dari mulutnya, dan Adinda terbatuh-batuk sepeti akan muntah, samar-samar kulihat mulutnya penuh dengan cairan-cairan lendir kental sampai membuat mulutnya nampak mengkilat karena belepotan cairan sperma.

Wajahnya yang lesu dan lemah sejenak memandangku dengan tatapan mata sayu penuh dengan keputus-asaan serta air mata yang kembali meleleh. Kemudian dia terjatuh lunglai dilantai, hanya suara nafasnya yang terdengar menderu-deru tersengal-sengal dan isakan-isakan tangisnya. Aku kembali merebahkan tubuhku di samping Adinda, akhirnya akupun tertidur.

Tidak lama rupanya aku tertidur, dan kemudian terjaga setelah kembali telingaku menagkap suara erangan-erangan dan rintihan-rintihan. Setelah aku bangun ternyata Charles tengah menyetubuhi Adinda, tubuh telanjang Adinda yang hanya tinggal mengenakan sepasang kaos kaki dan sepatu kets ditiduri oleh Charles. Dengan garangnya Charles menggenjot tubuh Adinda, iramanya cepat dan kasar sekali, tubuh lemah Adinda kembali terguncang-guncang.

Kini nampak roman muka Adinda telah lunglai sepertinya hampir pingsan, beberapa saat yang lalu masih kudengar suara rintihan lemah yang keluar dari mulut Adinda namun kini suara itu hilang sama sekali. Tidak lama kemudian Charlespun berejakulasi, kembali rahim Adinda disiram dan dipenuhi oleh cairan sperma. Adinda nampak tidak sadarkan diri dan pingsan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, 4 jam lamanya kami memperkosa Adinda. Kini tibalah waktu kami untuk angkat kaki, setelah kami berpakaian rapi kemudian kami angkat tubuh Adinda dari ruang aula menuju ke sebuah gudang dibagian paling belakang sekolah ini. Kami rebahkan gadis cantik primadona sekolah ini di sana. Di sisinya kami tebarkan baju seragam sekolah, tasnya serta HP miliknya yang sedari tadi terus berbunyi.

Kini gadis cantik itu, terkulai pingsan di dalam gudang yang kotor, badan telanjangnya dipenuhi dengan cairan-cairan sperma yang mulai mengering, juga darah yang nampak masih menetes dari lubang duburnya sebagai akibat disodomi oleh Charles tadi. Kemaluannyapun terlihat kemerahan dan membengkak. Puas kami memperkosanya.

Tepat pukul 22.15 setelah kami menghilangkan jejak kami, kamipun pergi meninggalkan gedung sekolah ini, berjalan menuju ke pelabuhan dikota metropolitan ini untuk menumpang kapal yang entah kemana membawa kami, menuju ke suatu tempat yang jauh dari kota metropolitan ini.

Banana Split

Aku seorang cewek berumur 17 tahun dan masih kelas 2 SLTA. Diantara teman-teman, aku mungkin paling pemalu. Aku sering naksir cowok tapi aku takut untuk memulai hubungan. Di dalam kamar, aku sering membayang-bayangkan wajah cowok yang kutaksir, membayangkan bagaimana kalau bercinta dengannya, berhubungan seks dengannya, sehingga hal ini sering membuatku sangat terangsang. Akhirnya aku sering beronani dengan mengusap-usap vaginaku yang mungil.

Pada awalnya sih aku hanya senang mengusap-usap clitorisku sambil melihatnya lewat cermin yang kuletakkan sedemikian rupa sehingga aku bisa memandangi vaginaku lewat kaca itu. Mungkin karena keseringanku beronani dengan cara mengusap-usap bagian luar vagina dan clitoris lama-kelamaan aku kurang puas jika hanya meraba clitoris, tanganku mulai merambah daerah di bawah clitoris, meraba-raba bibir vaginaku yang mungil kemerahan dan ternyata rasanya lebih nikmat meskipun geli sekali. Kadang-kadang bibir itu aku buka dengan tangan kiri dan jari tangan kananku masukkan pelan-pelan ke dalam lubangnya, pada awalnya sih terasa sakit tapi lama-kelamaan nikmat sekali, aku putar-putar jariku dalam lubang sambil sesekali aku memasukkan dalam-dalam berusaha meraih tonjolan yang berada di ujung lubang vagina dan rasanya selangit deh rasa-rasanya aku ingin memasukkan jari ini dan menggerakkan keluar masuk secara cepat, terpikir olehku bagaimana rasanya kalau yang ada di dalamnya adalah sebuah penis yang bergerak keluar masuk. Tak terbayang bagaimana rasanya. Tapi aku belum berani melakukan hubungan seks dengan lelaki aku takut kalau hamil dan aku juga belum punya pacar.

Karena keenakan hampir setiap hari aku beronani terkadang aku berpikir, aku hyperseks tapi biarin deh yang penting nikmat. Karena seringnya beronani maka pada saat di kamar terkadang aku sengaja tidak mengenakan celana dalam dan hanya mengenakan kaos dan rok atau hanya mengenakan daster sehingga aku bebas meraba vaginaku. Sewaktu mengganggur sendirian di kamar aku sering memandangi vaginaku lewat kaca cermin sambil membersihkannya dari cairan-cairan atau merapikan rambut-rambut kemaluanku yang mulai panjang, bahkan aku menyediakan waktu khusus untuk merawat vaginaku.

Suatu saat aku bangun pagi-pagi sekali dengan kondisi sangat bernafsu, memang nafsuku sangat tinggi pada hari-hari menjelang haidku datang atau pada beberapa hari setelah haid, padahal sebelum tidur aku telah beronani, pagi itu aku bingung mau bagaimana antara ingin memuaskan diriku sendirian atau berhubungan seks karena malam itu aku mimpi berhubungan seks dengan seseorang. Kemudian aku keluar kamar untuk pergi ke kamar mandi ingin pipis dulu, saat lewat di ruang makan aku melihat pisang yang ada di atas meja makan sisa tadi malam. Tanpa pikir panjang aku mengambil pisang itu satu dan aku bawa masuk ke kamar. aku langsung rebahan di atas tempat tidur dan memulai beraksi. Aku meraba-raba vaginaku, sebentar saja vaginaku sudah sangat basah, dan aku melepas daster yang kukenakan sehingga aku langsung telanjang bulat karena aku hanya mengenakan daster. Pada saat itu aku tidak bisa menceritakan bagaimana rasanya nafsuku benar-benar tinggi. Jari-jariku dengan liar merambah seluruh bagian vaginaku, bahkan sampai clitorisnya aku pencet-pencet hingga nikmatnya luar biasa. Kalau biasanya hanya satu jari yang kumasukkan ke liang vagina maka sekarang dua jari aku masukkan bersamaan dan rasanya memang nikmat sekali sampai sampai seluruh badanku tergetar keenakan.

Kemudian kuambil pisang yang tadi aku ambil dari meja makan. Aku kupas dan kemudian kumasukkan ke dalam vagina sambil membayangkan bahwa itu sebuah penis, saat mulai masuk nikmat sekali kemudian setelah separuh lebih masuk dan dibiarkan di sana dalu sambil menikmati bagaimana rasanya. Kemudian pisang itu kugerakkan keluar masuk secara pelahan, rasanya nikmat sekali dan pisang itu aku gerakkan terus keluar masuk dengan tangan kanan sementara tangan kiriku mengusap-usap clitorisku yang menonjol kemerah-merahan. Sambil terus menggerakkan pisang itu aku berpikir kenapa tidak dari dulu kugunakan benda ini kalau rasanya sangat nikmat begini, beberapa saat kemudian terasa olehku seperti ingin pipis yang tertahan dan nikmat yang luar biasa itu tandanya aku segera akan orgasme dan benda itu aku gerakkan dalam-dalam, ya ampun nikmatnya dan akupun orgasme dengan pisang yang sepertiga masuk ke dalam vagina, aku sangat menikmati orgasme ini dan aku biarkan pisang itu ada di sana dan tanganku pelan-pelan meraba-raba kedua payudaraku yang tidak pernah terjamah saat aku onani karena aku lebih tertarik pada vaginaku, kuusap-usap putingku pelahan sambil menikmati kenikmatan yang tiada taranya ini.

Setelah puas kutarik pisang itu pelan-pelan tapi pisang itu patah separuh dan yang separuhnya masih ada di dalam vaginaku, setengah panik aku berusaha mengeluarkan separuh bagian pisang itu dengan tangan tapi tak berhasil malah pisang itu makin masuk ke dalam. Aku sangat bingung harus bagaimana, padahal hari ini aku juga harus ujian sekolah, aku langsung masuk ke kamar mandi dan dengan selang air aku berusaha menyemprot vaginaku dengan air biar pisang itu keluar, tapi tak berhasil juga malah bibir-bibir vaginaku menciut karena kedinginan, mau bilang pada Mama aku malu setengah mati. Akhirnya kuputuskan untuk ke rumah sakit setelah ujian nanti dan akupun bergegas berangkat ke sekolah. Setelah selesai berpakaian dan dandan, aku mencoba berjalan tapi ya ampun terasa ada sesuatu yang menganjal di dalam vaginaku, maka cara berjalankupun lucu aku tidak bisa berjalan dengan langkah biasa karena ada pisang dalam vaginaku.

Sesampai di sekolah aku takut kalau teman-temanku tahu ada sesuatu yang tidak beres dalam vaginaku, pelan-pelan aku jalan dengan langkah yang aneh. Sesampainya di depan kelas banyak teman yang memperhatikan langkahku bahkan ada yang bertanya kenapa Rien kok langkahnya kayak robot? aku diam saja sambil tersenyum kecut. “lecet ya kakinya?”. Untung dia menebak dulu dan tinggal aku iyakan. Saat dudukpun aku bingung soalnya saat dipakai duduk pisang sialan ini sangat terasa kalau mengganjal dan aku juga khawatir bagaimana kalau nanti pisang ini keluar dan terjatuh saat aku sedang berjalan malu kan?

Akhirnya aku mengerjakan ujian dengan tidak konsen dan segera ingin pulang. Saat pulang karena sangat tidak enak saat dipakai berjalan aku naik becak, hatiku ragu-ragu untuk ke rumah sakit, Bagaimana nanti aku bilang pada dokter atau perawat? duh malunya! Akhirnya kuputuskan untuk pulang saja. Sesampai di rumah aku lepas semua pakaianku, aku coba lagi mengeluarkan pisang itu tapi ternyata sulit sekali akhirnya karena kelelahan aku tertidur dengan kondisi telanjang dan kaki yang mengangkang karena posisi itulah yang paling nikmat.

Sore hari, aku terbangun dan berusaha lagi mengeluarkannya setelah makan siang yang terlambat. Aku berdiri dengan setengah berjongkok sehingga vaginaku terbuka lebar dan jari tangan kananku mencoba mengeluarkannya sementara tangan kiriku berpegangan pada tempat tidur biar tidak jatuh. Tapi sia-sia saja usaha ini karena jari-jariku sulit menjangkaunya, akhirnya karena setengah putus asa aku gunakan sebuah sumpit mie ayam untuk mencoba mengeluarkannya. Dengan posisi yang sama pelan-pelan kumasukkan sumpit itu pelahan dan setelah terasa sampai di pisang aku songkel pelan-pelan pisang itu karena terasa agak sakit. Pelan-pelan terasa olehku kalau pisang itu akan keluar kemudian tangan kiri aku gunakan untuk membuka bibir vaginaku biar pisang itu mudah keluar. Dan akhirnya…, telepok…, pisang itu keluar dan terjatuh di antara kedua kakiku, lega sekali rasanya. Ketika aku melihat pisang yang sudah jatuh itu aku agak geli juga benda itu bentuknya sudah tak karuan dan baunya juga sudah tercampur dengan bau vaginaku, setengah hari dia berada di dalam vaginaku dan membuatku kebingungan setengah mati. Kemudian aku buang pisang itu dan aku ke kamar mandi untuk membersihkan vaginaku dari sisa-sisa pisang.

Akhirnya aku kapok menggunakan pisang untuk beronani dan kemudian aku berencana untuk membeli sebuah dildo (penis buatan) untuk beronani. Dan aku sarankan buat teman-teman cewek kalau kalian ingin beronani dan akan memasukkan sesuatu benda yang menyerupai penis ke dalam vagina kalian jangan menggunakan pisang. Kalaupun akan menggunakan pisang gunakan yang masih mentah (hijau) karena masih keras dan tidak mudah patah kemudian gunakanlah secara pelan-pelan dan hati-hati agar tidak patah. Dan kalau cairan vaginamu sangat banyak jangan menggunakan pisang meskipun pisang mentah karena cairan yang banyak akan melembekkan pisang itu dan membuatnya cepat patah.

Kepuasanku dengan……..

Sudah 11 tahun aku (36) dinikahi Prayitno (40). Kami dikaruniai dua orang anak yang masing-masing berusia 10 tahun dan 8 tahun. Kami tampak bahagia. Lebih-lebih secara ekonomi kami memang berkecukupan. Karier suamiku di sebuah BUMN yang bonafide, cukup cemerlang. Posisinyapun bagus.

Aku dan suamiku tidak pernah bertengkar, Artinya, segala persoalan yang mewarnai kehidupan rumah tangga kami, berhasil diatasi secepat mungkin. Aku merasa beruntung, suamiku bukan tipe lelaki yang ingin mendominasi rumah tangganya. Dia memberiku kesempatan untuk memberikan pendapat. Jika aku memprotes kebijakannya yang ku anggap salah, tentu dia akan mentoleransinya. Selanjutnya, dia akan menarik kembali kebijakannya tersebut, lantas mengubahnya sebagaimana yang ku harapkan.

Namun, tidak seorangpun tahu bahwa ada sebuah ganjalan dihatiku. Berkaitan dengan kondisi seksualku. Jika selama ini suamiku tidak pernah mengeluh tentang pelayanan seksualku di atas ranjang, itu bukan berarti aku mendapatkan kesan yang sama.

Benar, selama 11 tahun berkeluarga, aku nyaris tidak pernah mendapatkan orgasme. Kalaupun dihitung, barangkali hanya belasan kali saja aku mencapai ke puncak orgasme di saat berhubungan intim dengan suamiku.

Bahwa suamiku selalu mencapai puncaknya, memang benar. Ini lantaran aku selalu mendoktrin diriku untuk selalu memberikan pelayanan yang memuaskan untuk suamiku. Bahwa apakah aku puas atau tidak, itu bukan menjadi problem yang berarti bagiku. Masalahnya, aku telah memiliki cara khusus agar mencapai orgasme dengan mudah. Tentu saja dengan caraku sendiri.

Sebenarnya sejak masa gadis, aku telah merasakan kepuasan tersendiri. Caranya, aku bermain-main dengan selang di kamar mandi. Awalnya kepuasan tersebut kuperoleh tanpa disengaja. Suatu hari iseng-iseng aku menyemprotkan air lewat shower ke alat kemaluanku.

Tanpa ku sadari, aku merasakan kenikmatan luar biasa dari keisenganku itu, ada perasaan nikmat yang tidak bisa ku ungkapkan dengan kata-kata dari air yang mengalir dari selang yang menyentuh lembut bagian clitorisku. Aku merasakan diriku seperti di atas awan dan kadangkala tubuhku berkejat-kejat ketika aku tidak mampu menahan kenikmatan yang kurasakan dari liang kewanitaanku. Sejak itulah hampir setiap hari aku selalu bermain-main dengan selang kesayanganku di kamar mandi. Tentu saja kebiasaanku ini tidak diketahui oleh anggota keluargaku lainnya.

Setahun kemudian, aku tak hanya menyemprotkan air lewat selang, melainkan sudah memasukkan selang ke dalam liang liang kewanitaanku, sekaligus menyemprotkan aliran air dengan kecepatan rendah. Kalau sudah begini aku akan semakin betah bertahan di dalam kamar mandi.

Kebiasaanku ini semakin lama semakin meningkat kualitasnya. Semenjak menikah aku sudah tidak mendapatkan kepuasan dari selang berukuran sedang yang sering ku gunakan selama ini. Aku mencoba menganti ukuran selangnya. Tentu saja berubah ke ukuran yang lebih besar. Dan, aku kembali mendapatkan kepuasan baruku.

Suamiku tidak tahu bahwa lamanya aku di kamar mandi, bukan sekedar untuk mandi atau mencuci tangan dan kaki saja. Sebab, aku selalu beralasan bahwa aku biasa berlama-lama untuk mendapatkan refreshing, “Aku kan sudah capek mengurus anak-anak. Jadi aku ingin menyegarkan tubuhku dengan berlama-lama di kamar mandi”, alasanku. Dan, suamiku tidak pernah mempersoalkannya lagi.

Sampai sekarang suamiku tidak mengetahui rahasiaku ini, sekedar diketahui pembaca, aku memancing gairah seksualku, aku sering berkhayal bersetubuh dengan lelaki yang bertubuh kekar, berotot dan memiliki batang penis yang besar,panjang dan kokoh untuk mengawali petualanganku di kamar mandi.

Anehnya lagi aku hanya membutuhkan waktu sekitar lima sampai dengan sepuluh menit saja untuk mendapatkan puncak orgasme yang kuidam-idamkan. Ini jauh berbeda jika aku ingin mendapatkan kepuasan bermain seks dengan suamiku, harus mendapatkan pemanasan lebih dari lima belas menit, karena itu selama di kamar mandi aku bisa mendapatkan kepuasan orgasme mencapai tiga sampai empat kali berturut-turut. Dan ini ku lakukan setiap hari, kecuali aku sedang mengalami menstruasi.

Kamis, 08 Desember 2011

Permainan Gila

Saya adalah seorang cewek yang tinggal di Malang. Saya lahir tanggal 25 Februari 1982. Rambutku hitam panjang. Terus terang, Saya pernah pacaran dengan beberapa orang. Tetapi karena tidak cocok, kami tidak bisa bertahan lama.

Saya suka seks yang agak menyimpang. Ketika orang tua pada pergi ke Jepang, saya ditinggal sendirian di rumah. Orang tua sudah berangkat. Mereka berangkat malam. Mereka pergi untuk 3 hari.

Hari pertama masih aman. Saya jalan-jalan. Tetapi memasuki hari kedua, saya sengaja bangun agak siang. Kira-kira jam 9. Tiba-tiba pikiranku ngeres. Wah, rupanya saya kena. Saya cari barang-barang seperti lilin, kabel, timun, wortel, tinta warna, dan minyak goreng. Hari sedang cerah, saya pergi ke taman belakang. Di sana terdapat banyak semut. Saya melepas semua pakaian yang saya gunakan lalu duduk di taman. Saya mengikat kabel pada tubuhku. Saya mengikatnya dengan kencang. Kabel itu sudah terkelupas semua kulitnya, tinggal kawatnya saja. Lalu saya telentang di taman sambil berjemur. Saya masukkan kabel ke trafo, maka tubuhku terasa gemetar. Saya masukkan jari ke dalam liang kemaluan dan saya memainkan daging kecil di dalamnya.

Setelah beberapa lama, terasa basah, saya lanjutkan terus. Sekarang saya memasukkan timun, saya memasukkan dan mengeluarkannya, terasa nikmat. Lalu saya nyalakan lilin itu. Cairannya segera membasahi tubuhku, panas. Sebagian ada yang tumpah ke daerah kemaluan, saya melepas kabelnya.
Sekarang saya menggores tubuhku dengan tinta, saya tuang minyak goreng ke dalam liang kewanitaan.

Nah, saat itu ada teman cowok yang datang. Dia suka sekali seks, saya suruh buka sendiri, saya lempar kunci. Ketika dia masuk, dia langsung membuka pakaiannya. saya acuh, saya memasukkan lilin ke dalam liang kewanitaan. Beberapa tetesan membuatku menangis. Dia membantuku, Dia meremas bukitku, Sampai terasa sakit. Dia melilitkan kabel. Saya merasa bukitku seret. Dia memasukkan sebuah wortel. Dia menggesek-gesekkan. Saat itu, dari dalam liang sengama terasa ada cairan yang keluar. Panas matahari membuatku semakin terlena. Dia melilitkan sabuk pada perutku dan membalutku dengan isolasi plastik, kecuali liang kewanitaan. saya kesulitan bernafas. Saya diikatnya di kursi. Saya di jemur kira-kira 15 menit. Wah ketika isolasi dibuka, tubuhku terasa panas, dan keringat mengalir seperti sungai.

Tiba-tiba dia menyodorkan alat vitalnya. Dia memasukkannya ke dalam liang senggamaku. Dia mengocoknya. Wah, Nikmat bercampur sakit. Dalam keadaan terikat, saya meronta. Rupanya dia kasihan. Lalu ikatan itu dilepas. Saya melepas atribut yang ada di tubuh. Karena terlalu lama berjemur, tubuhku kelihatan berwarna-warni. Dia mendorongku ke rumput, dan saya terjatuh. Dia memasukkan penisnya. Setelah beberapa lama, saya merasa cairan panas tumpah di dalam liang kewanitaan. Dia mengeluarkan mani. Setelah itu, kami tertidur di taman. Kira-kira jam 14.00 saya bangun. Dia sudah pulang. Saya memasukkan wortel lagi ke dalam liang kemaluan sampai banjir. Setelah itu saya mandi. Begitu tubuhku sudah bersih, saya melihat tubuh ini ada bagian yang hitam dan merah dan kuning langsat. Hari itu, saya sama sekali tidak mengenakan pakaian. Sengaja telanjang.

Malamnya, saya memanaskan lilin. Setelah lilin cair, namun tidak terlalu panas, saya menuangkannya ke tubuhku. Lalu memasukkan jagung ke dalam liang kewanitaan. saya melakukannya berulang kali. Di gudang ada laba-laba kecil, saya mengambilnya lalu meletakkannya di tubuhku. Saya memegangi bukitku dan meremasnya. Terasa mengeras, saya mengambil saus dan menuangkannya ke dalam liang kenikmatan. Terasa lekat. saya memasukkan pisang dan mengocoknya hingga lendir mengalir membasahi selangkangan. Saya lakukan terus hingga tertidur.

Keesokan harinya, saya bangun dengan keadaan terbungkus cairan lilin yang sudah mengeras serta ada pisang di liang senggamaku. Saya kaget ketika liang kewanitaanku berdarah. Rupanya hari itu hari haidku. Kemudian saya mandi dengan bersih, dan menjemput orang tua di airport.

Enam Kesalahan Pria Saat Ngeseks

MUNGKIN tak sedikit pria yang menganggap dirinya pintar atau lihai dalam hal memuaskan kekasihnya. Tetapi pada kenyataannya, semua pengetahuan yang dimiliki mereka- khususnya soal seksualitas perempuan – bisa saja salah atau rancu. Tak mustahil yang akan terjadi kemudian adalah kesalahpahaman dan ketidakpuasan dalam relasi seksual.

Hal ini bisa terjadi karena sebagian besar pria atau wanita selalu mencari dan menentukan pengetahuan seks untuk dirinya sendiri. Para pria misalnya, cenderung banyak terpengaruh oleh adegan film-film biru. Pengalaman juga mungkin membantu, tetapi kebanyakan wanita justru malu dan tertutup saat dipancing untuk mengungkap apa yang mereka sukai.

Untuk mengatasi problem ini, berikut beberapa tips dari pakar seks Tristan Taormino and Lou Paget, yang mengungkap apa saja kesalahan yang sering dilakukan pria saat ngeseks. Taormino adalah penulis, mengajar dan produser video. Proyek terakhirnya adalah serial video edukasi Expert Guide yang diproduksi Vivid Ed. Paget adalah penulis buku The Great Lover Playbook dan banyak buku seks lainnya.

Kesalahan No.1: Anda Tahu Apa yang Diinginkannya
Pria seringkali membuat banyak asumsi tentang apa yang diinginkan kekasihnya berdasarkan apa yang telah dialaminya bersama perempuan lain. Padahal setiap wanita tentu tidak sama.

“Anda membangun sebuah repertoir ketika matang secara seksual. Tetapi jangan pernah berasumsi bahwa apa yang cocok dengan kekasih Anda yang lama akan pas untuk orang yang baru,” kata Taormino.

Prinsip ini, lanjutnya, bukan hanya berlaku untuk hal seks namun juga pada suatu hubungan. “Ada wanita yang bisa dengan mudah tertarik dengan seks, namun ada pula yang sulit,” terang Taormino.

Kesalahan No. 2: Anda Memiliki Apa yang Dibutuhkanya
Menurut taormino, beberapa wanita tidak dapat mencapai orgasme jika dirangsang kurang dari vibrasi 3.000 rpm. Takkan ada lidah atau jari yang dapat menciptakan vibrasi seperti itu. Tetapi kebanyakan pria berpikir ada yang salah dengan kekasihnya bila memerlukan vibrator.

“Jika satu-satunya cara bagi seorang wanita untuk mencapai adalah dengan vibrator, bukan berarti dia payah,” kata Taormino.

Berpikirlah bahwa vibrator hanya sebagai alat pembantu dan bukan pengganti. Tak sedikit pasangan yang menggunakan vibrator bersama-sama. “Sambil Anda melakukan satu atau dua hal, vibrator bisa melakukan hal yang lainnya,” papar Taormino.

Kesalahan No. 3: Seks Dirasakan Sama Pria dan Wanita
Menurut Paget, akan sangat besar kemungkinan terjadinya suatu “diskoneksi ” antara pria dan wanita dalam merasakan seks yang nyaman.

“Ketika pria ngeseks dengan seorang wanita, dan penisnya dimasukkan dalam vagina, sensasinya melebihi yang diperkirakan. Namun pria tidak membayangkan bahwa perasaan itu belum tentu dirasakan sama oleh perempuan,” kata Paget.

Bagian dalam vagina kemungkinan tidak sensitif dibanding organ luar pada kebanyakan wanita. Selain itu, penekanan penis yang terlalu dalam bisa membuat pasangan tidak nyaman. Jika penis terlalu panjang , “Rasanya seperti perut Anda ditonjok dan membuat mual,” papar Paget

Kesalahan No. 4 : Anda Sok Tahu Soal Anatomi Wanita
Kebanyakan pria mungkin sudah tahu secara umum apa itu klitoris dan di mana dapat menemukannya. Tetapi itu bukan berarti pria telah benar-benat memahaminya.

Lebih dari 30 tahun lalu, atau awal masa revolusi seksual, sebuah buku terlaris berjudul Joy of Sex membuka mata banyak orang di AS tentang pentingnya rangsangan klitoris dalam orgasme. Namun begitu keyakinan bahwa wanita harus mampu mencapai orgasme melalui penetrasi penis pun tetap dipegang teguh.

“Saya masih mendapat surat dari banyak orang yang mengatakan – istri saya tidak mampu [orgasme] saat berhubungan jika tak dirangsang klitorisnya, tolong bantu ,” kata Taormino .

“Saya ingin membalasnya dan mengatakan, ‘OK, lalu apa masalahannya? Pada kebanyakan wanita, tidak semuanya akan terjadi seperti itu,” terang Paget.

Sementara itu, Taormino mengatakan kebanyakan pria juga tidak memiliki cukup pengetahuan tentang bagaimana untuk menyentuh dan mengetahui seberapa sensitif klitoris.

Sebuah sentuhan yang membuat nikmat seorang wanita, kata Taormino mungkin tidaklah istimewa atau bahkan malah membuat sakit dan tak nyaman pada beberapa wanita. Ada yang lebih suka dirangsang secara tidak langsung (indirect stimulation). Jadi bagaimana untuk tahu sentuhan apa yang dia inginkan? Cobalah tanya apa yang diinginkannya.

Kesalahan No. 5: Basah = Mulai Panas
Para pria terkadang menahan diri untuk melakukan penetrasi jika vagina pasangannya belum cukup basah. Namun Taormino menyarankan untuk tidak terlalu mengkhawatirkannya.

“Saya kira ada sebuah mitos bahwa jika Anda sudah mulai panas, Anda akan basah ,” kata Taormino.

Ia menjelaskan, beberapa wanita cenderung lebih basah vaginanya ketimbang yang lain dan seberapa alami lubrikasi seorang wanita dapat berubah dari hari ke hari. Lubrikasi sangat bervariasi dan dipengaruhi fase dan siklus menstruasi. Ini juga berkaitan dengan faktor lain seperti stres dan obat-obatan.

Kesalahan No. 6: Diam itu Emas
Banyak pria yang berpikir mereka seharusnya diam tak berkata-kata selama ngeseks. Namun apa yang terjadi? Anda dan pasangan sama-sama diam dan harus menebak apa yang seharusnya dilakukan dan tidak bagi pasangan Jika Anda merasa segan, tuntun atau pandulah pasangan Anda.

“Saya tidak mengatakan Anda harus menekan kepalanya ke arah sana. Saya kira ucapan seperti ‘Ini, betapa saya menyukainya’ adalah percakapan yang sangat berguna.”

20 gaya ciuman sebelum ML

Ciuman memang bukan tindakan yang bisa diatur-atur, keinginan untuk mencium seringkali timbul begitu saja karena Anda begitu menyayangi seseorang. Tapi jika ada gaya ciuman tertentu yang dapat membuatnya amat nyaman sehingga ia begitu dapat menikmatinya sampai meninggalkan kesan yang mendalam, boleh-boleh saja jika Anda praktekkan. Berikut ada 20 gaya ciuman yang perlu diketahui:

1. Butterfly Kiss: Mencium bagian tubuh si dia dengan mengedip-ngedipkan bulu mata hingga pasangan terasa geli. Ciuman ini bisa diberikan di pipi, ujung bibir, dahi atau perut.

2. Kiss: Biasanya ciuman ini diberikan pada saat kencan pertama sebagai tanda aku suka padamu. Ciuman pipi ini bisa semakin mesra jika Anda tahu caranya, letakkan tangan Anda di pundaknya lalu sebelum mencium usap dulu pipinya dengan bibir Anda, lakukan dengan penuh kelembutan.

3. Eskimo Kiss: Ciuman dengan cara saling menggosokkan hidung Anda dengan pasangan. Biar lebih seru dan seperti di Eskimo, lakukan di depan kulkas yang terbuka!

4. Eyelid Kiss: Sementara pasangan Anda sedang tidur, ciumlah kelopak matanya yang tertutup dengan sangat perlahan dan mesra. Ciuman yang sederhana tetapi bisa berarti sangat mendalam bagi si dia

5. Freeze Kiss: Ciuman yang dilakukan setelah bibir ditempeli es batu. Dingin tapi menyenangkan! Ada cara lain yang tak kalah serunya, Anda dan pasangan berciuman sambil memainkan es batu dengan lidah di dalam mulut.

6. Earlobe Kiss: Ciumlah pasangan Anda tepat di telinganya, tapi jangan bersuara! Cukup dengan hembusan nafas saja karena suara Anda akan membuatnya terperanjat.

7. The Whipped Cream Kiss: Merupakan jenis ciuman yang menggairahkan dan penuh nafsu. Celupkan jari Anda ke dalam whipped cream, lalu jilat jari Anda secara perlahan-lahan. Selanjutnya Anda dan pasangan saling berpelukan dan berciuman, ciuman yang manis karena di mulut Anda masihtersisa citarasa whipped cream.

8. Foot Kiss: Ciuman romantis yang penuh isyarat. Mungkin pasangan Anda akan sedikit geli, jadi buatlah si dia merasa lebih rileks dan menikmati setiap ciuman Anda. Caranya, pijat-pijat dulu kakinya sembari dielus lalu mulailah aksi ciuman Anda dari bawah ke atas.

9. Quickie Kiss: Ciuman singkat yang dapat Anda berikan di saat Anda benar-benar sibuk. Kecup hidungnya lalu kecup bibirnya. Ciuman ini hanya membutuhkan waktu detik!

10. Forehead Kiss: Disebut ciuman ibu karena ciuman ini bersifat menenangkan bagi siapa saja. Tak ada ciuman di dahi yang dapat membangkitkan nafsu.

11. French Kiss: Bisa juga disebut The English Kiss atau Soul Kiss, gaya ciuman yang membutuhkan keahlian Anda dan pasangan memainkan lidah.

12. Fruit Kiss: Ciuman yang menggunakan potongan buah (anggur, stroberi, atau potongan apel). Caranya: Letakkan buah di antara mulut Anda lalu dekatkan mulut Anda padanya. Gigit buah setengahnya sampai bibir Anda dan pasangan saling menempel, lalu silahkan berciuman dengan bergairah.

13. Hand Kiss: Mencium punggung tangan pasangan dengan mesra lalu merambat ke bagian atas.

14. Lick Kiss: Sebelum ciuman berlangsung, mainkan lidah Anda pada bibir pasangan. Jika suasana makin memanas barulah lidah Anda masuk ke dalam mulutnya. Wow!

15. Talking Kiss: Sesekali saat berciuman tak ada salahnya Anda mengucapkan I love you di dalam mulutnya. suasana berciuman semakin terasa romantis.

16. Nip Kiss: Ciuman yang erotis dan penuh sensasi. Saat berciuman, sesekali gigitlah bibirnya. Lakukan dengan benar dan jangan membuatnya menjerit kesakitan.

17. Sip Kiss: Sebelum mencium si dia, teguk sedikit minuman favorit Anda. Lalu tumpahkan di dalam mulutnya. Selanjutnya lumat bibirnya dengan perlahan dan biarkan si dia menikmati ciuman Anda.

18. The Buzzing Kiss: Ciumlah belakang telingannya dengan perlahan lalu dengan suara geraman dan dengungan mesra menuju ke lehernya. Gigit-gigit lehernya dengan perlahan sampai Anda menemukan mulutnya.

19. Vacuum Kiss: Ciuman yang dilakukan sambil meniup mulut pasangan sampai pipi mengembang. Lalu kempiskan sehingga ada angin bertiup bolak-balik dari mulut Anda ke mulut pasangan.

20. Tongue Sucking: Merupakan variasi dari French Kiss, ketika Anda dan pasangan saling ekali hisaplah lidahnya. memainkan lidah, sesPasti si dia akan merasa lebih seksi

Sakit Hati

Sebenarnya aku dilahirkan menjadi anak yang beruntung. Papa punya kedudukan di kantor dan Mama seorang juru rias / ahli kecantikan terkenal. Sering jadi pembicara dimana-mana bahkan sering menjadi perias pengantin orang-orang beken di kotaku. Sayangnya mereka semua orang-orang sibuk. Kakakku, Kak Luna, usianya terpaut jauh diatasku 5 tahun. Hanya dialah tempatku sering mengadu. Semenjak dia punya pacar, rasanya semakin jarang aku dan kakakku saling berbagi cerita.

Saat itu aku masih SMP kelas 2, Kak Luna sudah di SMA kelas 2. Banyak teman-temanku maupun teman kakakku naksir kepadaku. Kata mereka sih aku cantik. Walaupun aku merasa biasa-biasa saja (Tapi dalam hati bangga lho.., he.., he..) Aku punya body bongsor dengan kulit putih bersih. Rambut hitam lurus, mata bulat dan bibir seksi (katanya sich he.., he..). Saat itu aku merasa bahwa payudaraku lebih besar dibandingkan teman-temanku, kadang-kadang suka malu saat olah raga, nampak payudaraku bergoyang-goyang. Padahal sebenarnya hanya berukuran 34B saja. Salah seorang teman kakakku, Kak Agun namanya, sering sekali main ke rumah. Bahkan kadang-kadang ikutan tidur siang segala. Cuma seringnya tidur di ruang baca, karena sofa di situ besar dan empuk. Ruangannya ber AC, full music. Kak Agun bahkan dianggap seperti saudara sendiri. Mama dan orang tuanya sudah kenal cukup lama.

Saat itu hari Minggu, Mama, Papa, dan Kak Luna pergi ke luar kota. Mak Yam pembantuku pulang kampung, Pak Rebo tukang kebun sedang ke tempat saudaranya. Praktis aku sendirian di rumah. Aku sebenarnya diajak Mama tapi aku menolak karena PR bahasa Inggrisku menumpuk.

Tiba-tiba aku mendengar bunyi derit rem. Aku melihat Kak Agun berdiri sambil menyandarkan sepeda sportnya ke garasi. Tubuhnya yang dibalut kaos ketat nampak basah keringat.
“Barusan olah raga…, muter-muter, terus mampir…, Mana Kak Luna?”, tanyanya. Aku lalu cerita bahwa semua orang rumah pergi keluar kota. Aku dan Kak Agun ngobrol di ruang baca sambil nonton TV. Hanya kadang-kadang dia suka iseng, menggodaku. Tangannya seringkali menggelitik pinggangku sehingga aku kegelian.
Aku protes, “Datang-datang…, bikin repot. Mending bantuin aku ngerjain PR”. Eh…, Kak Agun ternyata nggak nolak, dengan seriusnya dia mengajariku, satu persatu aku selesaikan PR-ku.
“Yess! Rampung!”, aku menjerit kegirangan. Aku melompat dan memeluk Kak Agun, “Ma kasih Kak Agun”. Nampaknya Kak Agun kaget juga, dia bahkan nyaris terjatuh di sofa.
“Nah…, karena kamu sudah menyelesaikan PR-mu, aku kasih hadiah” kata Kak Agun.
“Apa itu? Coklat?”, kataku.
“Bukan, tapi tutup mata dulu”, kata dia. Aku agak heran tapi mungkin akan surprise terpaksa aku menutup mata.

Tiba-tiba aku merasa kaget, karena bibirku rasanya seperti dilumat dan tubuhku terasa dipeluk erat-erat.
“Ugh…, ugh…”, kataku sambil berusaha menekan balik tubuh Kak Agun.
“Alit…, nggak apa-apa, hadiah ini karena Kak Agun sayang Alit”.
Rasanya aku tiba-tiba lemas sekali, belum sempat menjawab bibirku dilumat lagi. Kini aku diam saja, aku berusaha rileks, dan lama-lama aku mulai menikmatinya. Ciuman Kak Agun begitu lincah di bibirku membuat aku merasa terayun-ayun. Tangannya mulai memainkan rambutku, diusap lembut dan menggelitik kupingku. Aku jadi geli, tapi yang jelas saat itu aku merasa beda. Rasanya hati ini ada yang lain. Kembali Kak Agun mencium pipiku, kedua mataku, keningku dan berputar-putar di sekujur wajahku. Aku hanya bisa diam dan menikmati. Rasanya saat itu aku sudah mulai lain. Napasku satu persatu mulai memburu seiring detak jantungku yang terpacu. Kemudian aku diangkat dan aku sempat kaget!
“Kak Agun…, kuat juga”. Dia hanya tersenyum dan membopongku ke kamarku. Direbahkannya aku di atas ranjang dan Kak Agun mulai lagi menciumku. Saat itu perasaanku tidak karuan antara kepingin dan takut. Antara malu dan ragu. Ciuman Kak Agun terus menjalar hingga leherku. Tangannya mulai memainkan payudaraku. “Jangan…, jangan…, acch…, acch…”, aku berusaha menolak namun tak kuasa. Tangannya mulai menyingkap menembus ke kaos Snoopy yang kupakai. Jari-jemarinya menari-nari di atas perut, dan meluncur ke BH. Terampil jemarinya menerobos sela-sela BH dan menggelitik putingku. Saat itu aku benar-benar panas dingin, napasku memburu, suaraku rasanya hanya bisa berucap dan mendesis-desis “ss…, ss…”,. Tarian jemarinya membuatku terasa limbung, ketika dia memaksaku melepas baju, aku pun tak kuasa. Nyaris tubuhku kini tanpa busana. Hanya CD saja yang masih terpasang rapi. Kak Agun kembali beraksi, ciumannya semakin liar, dan jemarinya, telapak tangannya mengguncang-guncang payudaraku, aku benar-benar sudah hanyut. Aku mendesis-desis merasakan sesuatu yang nikmat. Aku mulai berani menjepit badannya dengan kakiku. Namun malahan membuatnya semakin liar. Tangan Kak Agun menelusup ke CD-ku.
Aku menjerit, “Jangan…, jangan…”, aku berusaha menarik diri. Tapi Kak Agun lebih kuat. Gesekan tangannya mengoyak-koyak helaian rambut kemaluanku yang tidak terlalu lebat. Dan tiba aku merasa nyaris terguncang, ketika dia menyentuh sesesuatu di “milikku”. Aku menggelinjang dan menahan napas, “Kak Agun…, ohh.., oh…”, aku benar-benar dibuatnya berputar-putar. Jemarinya memainkkan clit-ku. Diusap-usap, digesek-gesek dan akhirnya aku ditelanjangi. Aku hanya bisa pasrah saja. Tapi aku kaget ketika tiba-tiba dia berdiri dan penisnya telah berdiri tegang. Aku ngeri, dan takut. Permainan pun dilanjutkan lagi, saat itu aku benar-benar sudah tidak kuasa lagi, aku pasrah saja, aku benar-benar tidak membalas namun aku menikmatinya. Aku memang belum pernah merasakannya walau sebenarnya takut dan malu.

Tiba-tiba aku kaget ketika ada “sesuatu” yang mengganjal menusuk-nusuk milikku, “Uch…, uch…”, aku menjerit.
“Kak Agun, Jangan…, ach…, ch…, ss…, jangan”.
Ketika dia membuka lebar-lebar kakiku dia memaksakan miliknya dimasukkan. “Auuchh…”, aku menjerit.
“Achh!”, Terasa dunia ini berputar saking sakitnya. Aku benar-benar sakit, dan aku bisa merasakan ada sesuatu di dalam. Sesaat diam dan ketika mulai dinaik-turunkan aku menjerit lagi, “Auchh…, auchh…”. Walaupun rasanya (katanya) nikmat saat itu aku merasa sakit sekali. Kak Agun secara perlahan menarik “miliknya” keluar. Kemudian dia mengocok dan memuntahkan cairan putih.

Saat itu aku hanya terdiam dan termangu, setelah menikmati cumbuan aku merasakan sakit yang luar biasa. Betapa kagetnya aku ketika aku melihat sprei terbercak darah. Aku meringis dan menangis sesenggukan. Saat itu Kak Agun memelukku dan menghiburku, “Sudahlah Alit jangan menangis, hadiah ini akan menjadi kenang-kenangan buat kamu. Sebenarnya aku sayang sama kamu”.

Saat itu aku memang masih polos, masih SMP, namun pengetahuan seksku masih minim. Aku menikmati saja tapi ketika melihat darah kegadisanku di atas sprei, aku jadi bingung, takut, malu dan sedih. Aku sebenarnya sayang sama Kak Agun tapi…, (Ternyata akhirnya dia kawin dengan cewek lain karena “kecelakaan”). Sejak itu aku jadi benci…, benci…, bencii…, sama dia.

The Reunion

Mike Bronson turned the corner off main street and headed out on Elm Street to the high school he had graduated from some fifteen years ago. He had missed his five and ten year high school reunions do to job constraints, but now it just so happened that he was between writing assignments so he had decided to drive the three hundred miles from Detroit back to his home town in Ohio!!! Central High School stood on the edge of town, and a big sign hung over the front door welcoming everyone to the reunion. Once inside the building, another sign directed the guests to the lunch room, where they could register and pick up a name tag!!! He picked up his tag, went over to the punch bowl and poured himself a drink, and then began circulating around the room trying to find someone he might remember from the old days. It was a voice that came shooting out of the past that made him turn around. “Mike Bronson, I haven’t seen you in years, how have you been, you sure seem to be looking well,” asked a feminine voice?

Mike turned around to find his senior high English teacher standing there with a glass of punch in her hand and after extending his hand replied “I’m fine Miss Rogers, and I might say the same for you, you look just the same as the day I graduated!!!” “Thank you,” the buxom teacher replied while turning a little red in the cheeks, “shall we take a walk, it’s pretty noisy in here!?!” Both of them sipped their punch as they walked through the deserted halls, commenting about old times as they passed by the different rooms. Mike hadn’t admitted it, but the real reason he had come back for his reunion was not to see old high school pals, but in the hope that he would run into Miss Rogers! Back in his high school days, Miss Rogers, while little on the hefty side had caused more than one male student to imagine what it would be like to peek underneath one of her very conservative dresses and see what all that luscious female flesh looked like!!! He still wasn’t exactly sure how it had happened but Mike not only had gotten a chance to look under those tent like dresses, he had gotten the chance to sample the hidden delights!!! It was a story he had kept to himself all these years, never even letting on to anyone that fifteen years ago he had scored with the sexiest teacher in the whole school, and as they walked through the deserted halls he wondered if she was as nervous as he was!!!
“Mike,” she whispered, “I never said anything about our interludes, but after all these years I was just wondering how would feel about, you know…….” “I was thinking about the same thing,” he interjected, “I mean, about what happened between us, I mean!” She visibly relaxed, and continued to speak, “Well, back then you were so young and cute, I know I shouldn’t have let it happened but I was drawn to you like now other man, and well, one thing led to another!” “For me it was like a dream come true,” he replied gently, “getting the chance to be with the most beautiful teacher in the whole school was the best thing that ever happened to me!!!” “Thank you, ,” she said, turning a little red in her cheeks while continuing, “At first I wanted you because you were so cute, but after I saw your big penis I just knew that I had to have it for my very own!!!” Mike remembered well the first time he had dropped his shorts and how she had almost gone wild sucking him to completion right then and there, and now as they walked the halls all those old feelings came rushing back like it had happened only yesterday!!!
They stopped momentarily in from of a small alcove that contained maybe thirty lockers, and after hesitating a second or two, Miss Rogers took Mike by the arm and pulled him out of the hall and into the little inlet, and after taking a deep breath, lifted her skirt and revealed her pantiless vagina bulging obscenely in the cool evening air!!! Mike sucked in a lung full of air, and just like old time, he dropped to his knees and pressed his mouth into the hairiest pussy he had every seen, thick and curly, in the shape of a perfect vee! She leaned against the lockers with her legs splayed apart and gasped, “Oh god, I missed this, you always knew just how to make me happy and you haven’t lost your touch!!!” “Oh, yesssssss, suck me harder, do me like you used to,” she begged while spreading herself even wider, “use your tongue, oh my, right there, do it harder, oh yessssssss!!!” Mike ate her like there was no tomorrow, burrowing his nose deep into the valley that was her incredibly puffy pussy, while reaching into his trousers and extracting his big fat pecker and fisting it with short even strokes!!! His tongue bored in hard on her erect clit, and as her orgasm rushed through her she grabbed him by the back of the neck and pulled him even harder into her convulsing vagina while the low growl in her throat erupted into a roar as climax tore through her vagina, leaving her shaken and spent with her legs apart and her dress up around her waist!!!
Her breathing was intermittent and shallow as she recovered from her cum, but with his pecker now in dire need of some attention he stood up, and after kissing her full on the mouth, slowly slid his hard erection into her sopping wet organ, inducing her to yet another climax on the first stroke as he took her while standing up against the lockers!!! As he powered in and out of her, her huge chest shook back and froth in her dress, and without even asking permission, he unbuttoned the bodice and exposed her massive bra encased breasts to his hot and hungry eyes!!! “Good fucking god,” he moaned while continuing his stroking, “they’re still the most incredible pair I’ve ever seen, I’m gonna take them out and suck’em!!!” “P-please do,” she panted while thrusting her chest forward, “s-suck my nipples, h-hurry, please hurry!!!”
As they flopped out onto her big round belly he almost shot his load right then and there, but with shaky hands hefted one of her monstrous mammaries to his mouth, and while looking her directly in the eye, opened his mouth and took a dark pink nipple into his mouth and sucked it eagerly!!! “O-oh my,” she gasped, “y-you were always so attentive to my needs, mmmmmmmm, that’s a good boy, take care of mama’s big nipples, make her feel like a pussy, oh yessssssssssss!!!” Mike loved hearing her beg for it, and just like in days past his nut sack tightened while his pecker spasmed hard three or four times as he ejaculated load after hot load of sperm into her over heated pussy!!! The sensation of his mouth on her nipple and the lurching of his pecker caused her body to shudder as an orgasm of monumental proportions slammed into her pussy like an avalanche tearing down the side of a mountain, destroying everything in its path!!!
They stood there together locked in their embrace while Mike’s pecker slowly slipped from her hot and hairy pussy!!! “Oh, Michael,” she sighed while disentangling herself and putting her breasts back in her bra and buttoning up her dress, “you are the best lover I’ve ever had, please promise me that you won’t make me wait five more years ’til the next reunion to take care of me!!!” He kissed her on the cheek and replied while leading her back to the party, “I think that we should make this an annual event, after all, a good student listens to his teacher!!!”

Mystical Journeys

Her beauty stemmed like a rose. Her hair having the essence of a garden in spring. And her eyes glowed with the truth of love… She stood, breathtakingly on the crest looking up at the full moon. Her hands were spread high above her head. Her slender body was covered with a thin piece of white fabric… It looked… like a ceremonial gown. She was praying to the moon for guidance and enlightenment. Marc’s eyes started to hurt and lowered the binoculars from his eyes. He rubbed the strain from his lids, and looked once again at the crest. She was still there in all her mysterious beauty, baying at the unyielding moon.

Marc took down a few notes, his handwriting showing up on the white pad upon his knee. He had seen others of the same sect doing the same thing on different nights. But this woman… was beautiful. She did not look like an old crow with white hair. Watching her was an enjoyment. Actually, watching the wind blow against the thin fabric of the gown and seeing the naked form that laid underneath was turning him on. He actually found himself unzipping his pants. He kept reminding himself that he was on assignment. He was supposed to watch and record, that was all. No interference. The university surely would never know that he not only watched and recorded, but also masturbated. After all, a man must do what a man must do… and right that moment, Marc needed to play with his magic snake.
Like others of his gender, he had named his penis. Actually, it was on one of his other adventures for the University that his penis was named. He was asked to watch and record a small tribe of unknown Indians in the deep jungles of Africa. He was in a tree, shielded by large green leaves (or so he thought) as he observed females of the tribe washing each other. He was amazed that their washing was similar to an erotic dance. Each taking their turn of washing each other’s clit and tits. He had taken numerous pictures and found himself getting aroused.
He was unaware that one of the young women saw his large white penis between the green leaves. She started screaming in her own language what equated in English to “magic snake”. She saw his”snake” grow large and spurt a volcano of whiteness high in the air. It had, in reality, taken Marc only a few moments from seeing the first of the women washing each other, to pulling his penis out, to actually cumming.
It was a quick erotic journey. All the women wanted to touch the “magic snake” which just caused it to get hard again. And once hard, it only took a few more moments for the “snake” to erupt with its spray of hot whiteness. The women caught some in their mouths. Marc decided that was the time to leave. If the University ever found out that he had actually touched and was touched by members of the tribe, they would indeed have his skin.
Marc just couldn’t resist taking his “snake” out once again, and playing with it as he watch the woman in white. He kept telling himself, the University would never know…
She must have seen him or heard him or something… Because she dropped her hands and looked in his direction. She must have sensed that she had an audience. She looked straight at him and started to gyrate her hips. She slowly pulled the ceremonial gown up exposing two tanned shapely legs. She was pulling it farther up on her hips, exposing a thick blonde bush that had natural red highlights. The air caught in his throat, he just couldn’t move. His “snake” yearned for her attention… to slide itself inside her bush, becoming just for an instant part of her… joining with her in her world…
She walked down from the crest and closed in on her prey. He climbed out of his perch and greeted her. She placed a finger on his mouth, not allowing him to speak. He simply wanted to say his name. Again, she silenced him in her usual fashion. She slipped the gown off her shoulders, and in one fall swoop exposed tanned shoulders, firm breasts and an elegant erotic play vessel.
He drew in quick breaths trying to calm his beating heart and his beating penis. It stood upright, bolstering its shoulders back showing that it was at attention. She must have taken his penis’ stature as a compliment, since she reached out and gave it a loving pat. She stroked its head and encouraged it to take a short swim between her firm hot legs. The wetness overcame his shyness. He pulled her close and explored her mouth with his tongue. He was amazed by how tasty her mouth was. She pulled away from him and motioned him to follow her… She climbed back on the crest and laid her young body under the full moon. The moon shone like a spotlight, encouraging him to take her.
He needed no further encouragement and he laid his strong body on her soft form. He nestled against her firm breast and breathed deeply in her scented hair. Spring paradise…. her smell took him to a time when he was a child, playing in the flower fields with his mother. He use to enjoy watching his mother run and play in the flower fields, her summer dress occasionally flying up, exposing the mysterious land his father so much enjoyed.
The women underneath him moaned with pleasure. He had inserted his true master deep inside and was enjoying her hot tight wetness. He remembered cumming and then becoming so very tired. He floated off into the land of erotic pleasure… closing his eyes, enjoying the last sensual taste of her essence.
He woke with a start. The beautiful women was gone. All that remained was the ceremonial robe that had been her dress for the night. He roamed the village asking for her… giving her description to all the shop keepers. He was intoxicated and wanted more… more of what he had experienced that night. But there was no more… The town shook their heads, stating that there was never such a woman… only legends. The legends spoke of such a women, finding a man and making love to him, under the fullness of the witches moon. The other sect members chuckled but spoke no more… They all seemed to know a secret, but wouldn’t tell…
He turned in his report, and addressed his superiors. He needed time off to think… and to dream… His dreams were filled with her shoulders, her touch and her smell. He would wake up, believing she had returned, only to find he was alone in his cold bed. The dreams seemed so real… so tangible… He yearned to have her again… Then it happened, months after their erotic encounter. She came to him with a promise… a promise of an erotic future together. He needed no encouragement… nothing but her dreamy word… The gun was something he never thought he would use, and definitely not on himself. It slid in his mouth, smooth like her tongue… his finger pulled the trigger and his mind went to her…
He left a note… brief and incoherent… It spoke of a promise… a witches promise… to roam the earth with her… the women who tamed his snake!
Copyright © 2011 KORAN SEX - TEMPAT BACA CERITA SEX DEWASA